Hati itu adalah punca utama dalam setiap perlakuan manusia. Sudahkah kita mengenali hati kita sendiri? Adakah ia sihat, atau adakah ia sakit? Jika hati kita baik atau sihat, maka baiklah semua pancaindera hasil melakukan perbuatan yang baik.
Jika kita pasti hati kita bersih, bersyukurlah. Sebaliknya, jika hati sedang terasa sakit ataupun buruk, akuilah sebagai amanah, akuilah sebagai ujian, akuilah bahawa perasaan negatif yang timbul itu hanyalah ilusi. Semata-mata kita sendiri yang membuatnya jadi begitu.
Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (At-Tin: 4), dan meniupkan ruh-Nya yang mulia kepada nenek moyang kita Adam, sehingga bersujudlah seluruh alam semesta kepada Adam. Jika bersih hati kita, itulah fitrah. Jika kotor hati kita berarti ada dusta sedang berlangsung.
Kita sedang tidak menjadi diri sejati kita. Dan, harus ada ikhtiar yang perlu kita lakukan untuk mengembalikannya kepada fitrah. Dengan zikrullah, dengan berulang-ulang meyakinkan diri bahawa perasaan-perasaan kita-baik yang nyaman mahupun tidak nyaman, semuanya adalah amanah sekaligus ujian.
Maka, perlahan-lahan tapi pasti, kita sedang meninggikan ruh kita yang mulia di atas perasaan-perasaan kita. Dan, meninggikan kehendak Allah di atas keinginan-keinginan kita. Jika tidak, alih-alih menjadi ciptaan paling mulia, kita justeru jatuh kepada derajat binatang ternak. (Al Furqan: 43-44).
“Sungguh berbahagia orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (As-Syams: 9-10)
Jika kita terus-menerus membaca hati kita dan membersihkannya, insya Allah kita akan sampai pada derajat jiwa yang muthmainnah dan kelak kembali menghadap Allah dalam keadaan puas dan diredhai-Nya.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai-Nya, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Al-Fajr: 27-30)
BACALAH TENTANG ALAM SEMESTA, BACALAH SEGALA YANG BAIK-BAIK. AGAR MULIA, JANGAN PERNAH LUPA SETIAP WAKTU, BACALAH DAN RAWATLAH HATI!
Begitulah, harusnya kita memberi perhatian terhadap HATI kita kerana di situlah tumpuan pandangan Allah. Allah tidak melihat pada rupa lahiriah, tetapi Allah melihat pada niat dan isi hati hamba-Nya.
Wassalam...

No comments:
Post a Comment